Selasa, 30 Juli 2013

Sabuk Tingkatan. Penanda tingkatan atau Penghias Pinggang ? 

Di perguruan kami Bali IKS ProPatria sering ada pertanyaan ada sistem sabuk tingkatan atau tidak? Dan jawaban saya selalu konsisten yaitu Tidak Ada. Saya pribadi sangat menentang dan tidak setuju sistem sabuk tingkatan di seni beladiri. Tetapi meskipun tidak ada sistem sabuk. Di perguruan ini mempunyai sistem kurikulum dan pengajaran. Jadi murid tetap mempelajari secara bertahap sesuai kemajuan masing masing.
Kenapa saya tidak pakai sistem sabuk tingkatan? pertanyaan ini bisa saya tanya balik. Kenapa harus pakai sabuk tingkatan? Sistem sabuk hanya menimbulkan ilusi dan perasaan penilaian palsu terhadap tingkatan kemampuan beladiri. Bila seorang sabuk hitam atau sabuk pendekar jarang atau malas berlatih, apakah kemampuannya masih seperti tingkatan sabuknya?
Standarisasi tingkatan juga tidak sama di setiap perguruan beladiri. Bahkan satu aliran dan organisasi saja sudah dipastikan tidak sama. Pernah ada seorang Amerika datang ke bali dan bergabung dan berlatih di perguruan beladiri aliran Jepang. Karena dia sudah tingkatan sabuk Dan 1 dari New York Amerika maka dia bisa membandingkan standarisai dan metode mengajar di perguruan ini dengan di negaranya. Dan hasilnya ternyata sangat jauh berbeda dari sistem mengajar dan kemampuan praktisi di sabuknya masing masing.
Sistem sabuk tingkatan dan sertifikat juga banyak dipakai untuk bergaya saja, supaya dikagumi banyak orang. Hal ini ok dan boleh saja bila di imbangi dengan kemampuan skill yang mumpuni.
Saya lebih suka sistem yang dipakai oleh atlit Tinju dan Kickboxing. Mereka baru memperoleh sabuk juara setelah berhasil di suatu pertandingan nasional atau internasional.
Sabuk di jaman dahulu hanya dipakai untuk ngikat celana atau sarung saja biar gak gampang mlorot. Sistem sabuk pertama kali dipakai di beladiri Judo dari Jepang. Kemudian baru diikuti oleh beladiri jepang lainnya seperti : karate, jiujitsu, aikido, dll. Karena jepang menjajah banyak negara di asia dan memperkenalkan sistem ini maka hal ini juga diikuti oleh beladiri dari negara lain seperti : Taekwondo, silat dan kungfu.
Jadi sistem sabuk tingkatan ini sebenarnya sistem baru yg dipakai di beladiri sebagai penanda tingkatan. Aslinya sistem ini tidak ada di seni beladiri China. Guru melatih murid berdasarkan mood atau suasana hati guru itu. Murid harus berlatih sesuai dengan perintah dan instruksi guru mereka tanpa banyak tanya, saya sudah di tingkatan apa?


Perhatian: Tulisan ini tidak untuk memojokan pihak, perguruan, aliran atau seseorang lain. Tulisan ini hanya bersifat subyektif dari sudut pandang saya tentang seni beladiri kungfu.


Ong Wen Ming.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar