Selasa, 30 Juli 2013


Titel Shifu / master/ grandmaster harus diberikan oleh orang lain terhadap seseorang. Bila seorang guru beladiri menyebut dirinya sendiri shifu dan mengharuskan orang lain menyebut shifu , hal ini sangat tidak pantas dan memalukan di sistem tata krama dan sopan santun budaya China.
Masyarakat dan murid murid lah yang menilai apakah guru ini pantas secara keahlian di seni beladiri dan terutama secara MORAL dan sifat kepribadiannya yang mencerminkan sifat keluhuran, kerendah hatian, kesatria, setia, semangat pantang menyerah, kebjaksanaan dan cinta kasih terhadap semua makhluk. Bila memang memenuhi syarat maka mereka akan memberikan titel kehormatan shifu/ master/ grandmaster terhadap guru tersebut. Seorang shifu mempunyai tugas ganda yaitu sebagai guru dan orang tua. Seorang shifu tidak saja mengajarkan kepandaian dan ilmu ke murid muridnya tetapi juga memberikan kasih sayang dan mengayomi ke murid muridnya.
Banyak guru seni beladiri China yang terutama dari kalangan non chinese menyebut diri mereka sendiri sebagai Shifu/ master/ grandmaster. Karena ke kurang tahuan budaya China maka hal ini dianggap wajar saja.
Sewaktu saya berlatih dengan guru saya yaitu Grandmaster Li Kuang Hua, kami para muridnya hanya memanggil beliau dengan nama Koh Hwa saja, bukan Li shifu. Tetapi dalam hati kami beliau adalah shifu kami yang sebenarnya.
Sekarang, saya melatih murid murid sendiri dan mereka mulai memanggil saya Shifu meskipun saya melarang mereka memanggil dengan sebutan ini. Di dalam hatiku muncul pertanyaan, apakah aku adalah benar benar seorang shifu bagi mereka ? Saya lebih senang mereka memanggilku dengan sebutan Koh Ming saja, tetapi
seorang shifu sejati didalam hati mereka yang dalam.

Ong Wen Ming

Tidak ada komentar :

Posting Komentar