Sabuk Tingkatan. Penanda tingkatan atau Penghias Pinggang ?
Di perguruan kami Bali IKS ProPatria sering ada pertanyaan ada sistem sabuk tingkatan atau tidak? Dan jawaban saya selalu konsisten yaitu Tidak Ada. Saya pribadi sangat menentang dan tidak setuju sistem sabuk tingkatan di seni beladiri. Tetapi meskipun tidak ada sistem sabuk. Di perguruan ini mempunyai sistem kurikulum dan pengajaran. Jadi murid tetap mempelajari secara bertahap sesuai kemajuan masing masing.
Kenapa saya tidak pakai sistem sabuk tingkatan? pertanyaan ini bisa saya tanya balik. Kenapa harus pakai sabuk tingkatan? Sistem sabuk hanya menimbulkan ilusi dan perasaan penilaian palsu terhadap tingkatan kemampuan beladiri. Bila seorang sabuk hitam atau sabuk pendekar jarang atau malas berlatih, apakah kemampuannya masih seperti tingkatan sabuknya?
Standarisasi tingkatan juga tidak sama di setiap perguruan beladiri. Bahkan satu aliran dan organisasi saja sudah dipastikan tidak sama. Pernah ada seorang Amerika datang ke bali dan bergabung dan berlatih di perguruan beladiri aliran Jepang. Karena dia sudah tingkatan sabuk Dan 1 dari New York Amerika maka dia bisa membandingkan standarisai dan metode mengajar di perguruan ini dengan di negaranya. Dan hasilnya ternyata sangat jauh berbeda dari sistem mengajar dan kemampuan praktisi di sabuknya masing masing.
Sistem sabuk tingkatan dan sertifikat juga banyak dipakai untuk bergaya saja, supaya dikagumi banyak orang. Hal ini ok dan boleh saja bila di imbangi dengan kemampuan skill yang mumpuni.
Saya lebih suka sistem yang dipakai oleh atlit Tinju dan Kickboxing. Mereka baru memperoleh sabuk juara setelah berhasil di suatu pertandingan nasional atau internasional.
Sabuk di jaman dahulu hanya dipakai untuk ngikat celana atau sarung saja biar gak gampang mlorot. Sistem sabuk pertama kali dipakai di beladiri Judo dari Jepang. Kemudian baru diikuti oleh beladiri jepang lainnya seperti : karate, jiujitsu, aikido, dll. Karena jepang menjajah banyak negara di asia dan memperkenalkan sistem ini maka hal ini juga diikuti oleh beladiri dari negara lain seperti : Taekwondo, silat dan kungfu.
Jadi sistem sabuk tingkatan ini sebenarnya sistem baru yg dipakai di beladiri sebagai penanda tingkatan. Aslinya sistem ini tidak ada di seni beladiri China. Guru melatih murid berdasarkan mood atau suasana hati guru itu. Murid harus berlatih sesuai dengan perintah dan instruksi guru mereka tanpa banyak tanya, saya sudah di tingkatan apa?
Perhatian: Tulisan ini tidak untuk memojokan pihak, perguruan, aliran atau seseorang lain. Tulisan ini hanya bersifat subyektif dari sudut pandang saya tentang seni beladiri kungfu.
Ong Wen Ming.
Konsep Wingchun " Lin Sil Dai Da"
Perhatian : tulisan ini bersifat subyektif dari sudut pandang saya. Tidak mempunyai tujuan memojokan praktisi, perguruan dan aliran lain. Juga tidak bermaksud menjelek jelekan pihak lain apalagi mereka yg sudah jelek.
Mengcopy paste dan share tulisan artikel ini tanpa permisi akan menyebabkan cuaca buruk, perubahan ekstrim iklim, bencana alam dan kerusuhan sosial.
Lin Sil Dai Da atau di terjemahkan secara kasar sebagai Serangan dan Tangkisan secara Simultan, bisa di lakukan dengan beberapa cara. Secara garis besar konsep ini bisa diartikan 3 macam. yaitu :
1. Tekhnik pukulan di lakukan dengan tekhnik tangkisan dalam waktu bersamaan atau simultan. Tekhnik pukulan / serangan adalah tekhnik primer. Sedangkan tekhnik tangkisan adalah sekunder. Tekhnik sekunder berfungsi membantu tekhnik primer. Contoh tekhnik seperti Pak Da, Tan Da, Bong Da, Tan Tek, Lap Da, dll adalah menggambarkan arti konsep diatas.
2. Kuen siu kuen.
Tekhnik pukulan potong. Tekhnik pukulan adalah tekhnik pertahanan atau tangkisan sekaligus. Pukulan lawan di counter dengan pukulan yaitu dengan memotong lintasan serangan lawan dengan pukulan. Ini bisa dilakukan lewat pintu luar, pintu dalam, atas atau bawah. Konsep "Pintu" harus di pahami juga. Tulisan berikut akan membahas konsep Pintu di Internal Wingchun.
Dengan cara ini tekhnik semakin praktis dan lebih direct. Tekhnik sekunder tidak di perlukan lagi. Angle of attact harus di perhitungkan dgn cermat untuk meminimalkan tenaga dan memaksimalkan akibatnya ke lawan.
3. Memotong atau menghentikan serangan lawan dengan mendahului serangan. Cara ini memerlukan kepekaan membaca niat lawan. Pada saat lawan berniat menyerang tapi serangan belum selesai dilakukan sudah kita dahului. Lawan mulai lebih dahulu tapi kita tiba atau selesai lebih dulu. Selain kepekaan, timing, sudut dan percepatan sangat penting dan diperlukan untuk ini. Kita bisa melihat Bruce Lee sering melakukan tekhnik ini. Selain itu juga sering dipakai oleh para Samurai di duel pedangnya.
Ong Wen Ming
Perhatian : tulisan ini bersifat subyektif dari sudut pandang saya. Tidak mempunyai tujuan memojokan praktisi, perguruan dan aliran lain. Juga tidak bermaksud menjelek jelekan pihak lain apalagi mereka yg sudah jelek.
Mengcopy paste dan share tulisan artikel ini tanpa permisi akan menyebabkan cuaca buruk, perubahan ekstrim iklim, bencana alam dan kerusuhan sosial.
Lin Sil Dai Da atau di terjemahkan secara kasar sebagai Serangan dan Tangkisan secara Simultan, bisa di lakukan dengan beberapa cara. Secara garis besar konsep ini bisa diartikan 3 macam. yaitu :
1. Tekhnik pukulan di lakukan dengan tekhnik tangkisan dalam waktu bersamaan atau simultan. Tekhnik pukulan / serangan adalah tekhnik primer. Sedangkan tekhnik tangkisan adalah sekunder. Tekhnik sekunder berfungsi membantu tekhnik primer. Contoh tekhnik seperti Pak Da, Tan Da, Bong Da, Tan Tek, Lap Da, dll adalah menggambarkan arti konsep diatas.
2. Kuen siu kuen.
Tekhnik pukulan potong. Tekhnik pukulan adalah tekhnik pertahanan atau tangkisan sekaligus. Pukulan lawan di counter dengan pukulan yaitu dengan memotong lintasan serangan lawan dengan pukulan. Ini bisa dilakukan lewat pintu luar, pintu dalam, atas atau bawah. Konsep "Pintu" harus di pahami juga. Tulisan berikut akan membahas konsep Pintu di Internal Wingchun.
Dengan cara ini tekhnik semakin praktis dan lebih direct. Tekhnik sekunder tidak di perlukan lagi. Angle of attact harus di perhitungkan dgn cermat untuk meminimalkan tenaga dan memaksimalkan akibatnya ke lawan.
3. Memotong atau menghentikan serangan lawan dengan mendahului serangan. Cara ini memerlukan kepekaan membaca niat lawan. Pada saat lawan berniat menyerang tapi serangan belum selesai dilakukan sudah kita dahului. Lawan mulai lebih dahulu tapi kita tiba atau selesai lebih dulu. Selain kepekaan, timing, sudut dan percepatan sangat penting dan diperlukan untuk ini. Kita bisa melihat Bruce Lee sering melakukan tekhnik ini. Selain itu juga sering dipakai oleh para Samurai di duel pedangnya.
Ong Wen Ming